Tindakan mencurigakan korban perdagangan manusia asal Banyuwangi sebelum meninggal di Kamboja

BANYUWANGI, Bahmaamu.com - Saudara-saudaranya serta sahabat dekat Rizal Sampurna, laki-laki berusia 30 tahun berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang diyakini sebagai korban tindakan kriminal perdagangan manusia (TPPO), tetap mengharapkan kabar terkini.
Saat ini mereka tetap dalam antisipasi terkait informasi resmi tentang nasib jenazah Rizal, yang dilaporkan telah meninggal pada tanggal 17 Maret 2025 ketika bekerja sebagai seorang pekerja. scammer di Kamboja.
Walaupun tidak meramalkan kematiannya, sekarang mereka mulai menghubung-hubungkan petunjuk-petunjuk aneh yang pernah diperlihatkan oleh Rizal saat masih hidup.
“ Video call Ke adik sepupunya dia menyembunyikan diri," ungkap Sulastri, sang ibu dari Rizal, saat berada di kediaman keluarga yang terletak di Lingkungan Sukowidi, Klatak, Kalipuro pada hari Selasa, 15 April 2025.
Kepada saudara kandung pamannya yang bernama Sifa, Rizal memperlihatkan seperti apa lingkungan pekerjaannya, atmosfer mes, kolega-koleganya, sampai atasan-atasannya.
Tetapi, dia tidak dapat melakukan panggilan video secara sembarangan.
Rizal yang dipekerjakan sebagai scammer Biasanya akan berpura-pura sedang menghubungi pelanggan supaya tidak terdeteksi. "Telepon terakhir pada tanggal 16 Maret, harap doanya semoga aman," ungkap Sulastri.
Tindakan mencurigakan Rizal pun tertangkap oleh teman dekatnya, Anis Zulkarnain, yang sudah lama berteman dengannya sejak masa sekolah dan merupakan salah satu pihak yang kerap berinteraksi dengan Rizal ketika dia berada di Kamboja.
Untuk Anis, Rizal menyatakan dirinya berprofesi sebagai scammer Dengan upah seharusnya 800 dolar AS. Tetapi, di realitinya, dia menerima hanya 300 dolar AS.
Yang menarik perhatian Anis hingga kini adalah ketika temannya tersebut bekerja sambil tangannya diborgol selama video call dengan dirinya.
Tetapi, saat diwawancara, laki-laki dengan sifat pemalu dan tertutup tersebut tidak memberikan penjelasan tambahan dan malah menyampaikan bahwa tangannya digiring rantai merupakan hal yang umum dialaminya.
"Memang sudah seperti ini biasanya," kata Anis mengulangi perkataan Rizal padanya.
Suatu kali lagi, Rizal menyatakan ketakutannya jika tidak mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaannya, dia mungkin akan dialihkan ke Myanmar atau Vietnam.
Rizal menyebut kedua negara itu sebagai bahaya, dan ia berdoa agar situasi demikian tidak terwujud.
Dia menyampaikan impiannya untuk terus maju dalam kehidupan. Setelah satu tahun berkarier di Kamboja, ia berniat untuk beralih dan bekerja di Malaysia sebagai tenaga kerja kasar.
"Dia menyatakan bahwa Kamboja lebih aman dibandingkan dengan Myanmar atau Vietnam. Saya terkejut saat mendengar berita tentang kematian Rizal," ungkapnya.
Post a Comment for "Tindakan mencurigakan korban perdagangan manusia asal Banyuwangi sebelum meninggal di Kamboja"